Lifting Perdana Blok Forel dan Sederet Pengungkit Harga Saham MEDCO (MEDC)

Karunia Putri
17 Juni 2025, 16:21
Medco Energi, lifting minyak
Arief Kamaludin|KATADATA
Medco Energi mengumumkan lifting minyak perdana Blok Migas Forel mencapai 10.000 barel per hari (BOPD).
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Harga saham PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) naik hampir 40% dalam tiga bulan terakhir meski kinerja laba perusahaan turun pada kuartal I 2025. Salah satu pemicu kenaikan saham emiten energi milik keluarga Panigoro ini adalah operasional lapangan minyak dan gas (migas) Forel di South Natuna Sea Block B.

Adapun blok migas yang diresmikan Presiden Prabowo Subianto ini mencatatkan lifting minyak perdana mencapai 10.000 barel per hari (BOPD).

Corporate Secretary Medco Siendy K. Wisandana mengatakan, produksi minyak yang dioperasikan oleh anak usaha Medco, Medco E&P Natuna Ltd ini akan ditampung di kapal produksi terapung (FPSO) Marlin Natuna sebelum dikapalkan. FPSO sendiri merupakan proyek konversi kapal tanker pertama yang dikerjakan di Indonesia oleh anak bangsa.

"Keberhasilan lifting minyak perdana ini mencerminkan sinergi kuat antara Pemerintah, SKK Migas, dan tim Medco Energi," ujar Ronald Gunawan, Direktur & Chief Operating Officer MedcoEnergi dalam keterangan resminya dikutip, Selasa (17/6)

Menurut Gunawan, proyek Forel dilaksanakan dengan standar tinggi kesehatan, keselamatan kerja dan lindungan lingkungan atau K3LL. 

Investasi Besar Medco di Blok Forel

Presiden Prabowo Subianto sebelumnya meresmikan lapangan minyak dan gas (migas) Forel dan Terubuk milik Medco E&P Natuna Ltd di Laut Natuna, Kepulauan Riau, pada Jumat (16/5). Seremoni peresmian disaksikan secara daring dari Istana Merdeka, Jakarta.

Medco telah menggelontorkan investasi jumbo untuk proyek Forel dan Terubuk dengan total nilai mencapai US$ 600 juta atau setara Rp 9,8 triliun. Proyek ini ditargetkan mampu menambah produksi nasional sebesar 20.000 BOPD minyak dan 60 juta standar kaki kubik gas per hari (MMSCFD).

Prabowo berharap proyek ini berkontribusi pada target swasembada energi nasional dalam lima tahun ke depan.

Selain itu, Prabowo juga menyinggung peran Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) sebagai lembaga investasi negara di industri migas. Danantara ditugaskan menjadi mitra strategis bagi proyek-proyek energi nasional dan terbuka untuk kolaborasi dengan investor asing.

Pemerintah saat ini tengah mengejar target lifting minyak sebesar 605.000 BOPD pada 2025. Namun hingga April 2025, angka lifting baru mencapai 580.000 BOPD.

Tren Harga Saham Medco (MEDC)

Harga saham Medco melonjak 35,5% ke level 1.355 per saham dalam tiga bulan terakhir. Kenaikan harga saham terutama terjadi usai pasar mendengar kabar peresmian lapangan migas tersebut.

Dalam tiga bulan terakhir, Medco melakukan sejumlah aksi korporasi. Pada awal Mei lalu Medco menerbitkan surat utang senilai US$ 400 juta dan membeli kembali obligasi senilai US$ 519 juta. Perseroan juga menjalankan program pembelian kembali atau buyback 380 juta unit sahami menggunakan dana internal.

Selain beroperasi di lapangan migas di Laut Natuna, Medco juga menemukan cadangan migas baru di sumur West Kalabau-1, Blok Rimau, dengan target produksi perdana pada 2026. Aksi korporasi lainnya yang dilakukan perusahaan adalah menandatangani Domestic Gas Swap Agreement dalam melalui dua anak usahanya, Medco E&P Natuna Ltd. dan E&P Grissik Ltd.

Berdasarkan perjanjian tersebut, jumlah volume gas dari West Natuna Supply Group,  yang didalamnya tergabung anak usaha Medco E&P Natuna Ltd., akan memenuhi permintaan ekspor ke singapura. Sebelumnya kegiatan ekspor tersebut dilakukan oleh South Sumatra Sellers.

Laba Medco Anjlok 75% di Kuartal I 2025

Di tengah geliat investasi, Medco mencatatkan penurunan laba bersih mencapai 75% pada kuartal pertama 2025 menjadi US$ 17,62 juta dibandingkan US$ 72,65 juta pada kuartal I 2025.

Salah satu pemicunya adalah adalah kerugian yang dialami anak usahanya, PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN), yang tengah memasuki proses commissioning smelter baru.

AMMN mencatatkan kerugian sebesar US$ 138,8 juta di kuartal pertama 2025, naik dibandingkan US$ 80 juta pada kuartal sebelumnya. MEDC tercatat sebagai pemegang saham 20,92% AMMN sejak Januari 2024.

AMMN sendiri mencatatkan produksi 37 juta pon tembaga dan 32 ribu ons emas pada kuartal pertama 2025. Produksi perdana katoda tembaga telah diekspor pada awal April dan fasilitas pemurnian logam mulia dijadwalkan mulai beroperasi pada kuartal kedua 2025.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Karunia Putri
Editor: Agustiyanti

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan