Garuda (GIAA) Disebut Minta Modal Rp 8 T, Danantara Siapkan Dana Segar bukan PMN

Ira Guslina Sufa
4 Juni 2025, 13:59
Pesawat Garuda jenis Boeing 737 Max
Garuda.indonesia.com
Pesawat Garuda jenis Boeing 737 Max
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) tengah dalam pembicaraan untuk mendapat suntikan dana sekitar US$ 500 juta atau setara Rp 8,15 triliun dari Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara atau Danantara. Suntikan dana diperlukan Garuda untuk memperbaiki kondisi keuangan yang buruk. 

Merujuk pemberitaan Bloomberg, permintaan suntikan dana triliunan itu sudah disampaikan manajemen GIAA pada Danantara. Keputusan akhir rencananya bakal ditetapkan maksimal Juli tahun ini. Bila disetujui nantinya pendanaan akan diberikan dalam dua tahap untuk membantu maskapai itu memperbaiki keuangannya. 

“Sebagian uang tersebut direncanakan akan diberikan kepada maskapai berbiaya rendah milik Garuda, Citilink, untuk mengembalikan lebih dari selusin jetnya ke udara,” tulis Bloomberg dalam laporannya seperti dikutip Rabu (3/6). 

Katadata.co.id sudah menghubungi manajemen Garuda Indonesia untuk mengkonfirmasi kabar ini. Namun hingga berita ini ditayangkan, Head of Corporate Communication GIAA Dicky Irchamsyah belum memberikan tanggapan. 

Hingga saat ini, Garuda yang kepemilikan saham mayoritasnya dipegang negara masih dalam kondisi rugi. Hingga Desember 2024, Garuda tercatat memiliki utang sekitar $1,4 miliar lebih banyak daripada asetnya. Sejumlah analis mengatakan kekurangan modal yang ada perlu ditutup terlebih dahulu sebagian dari penyehatan perusahaan. 

Bukan Penyertaan Modal Negara 

Berkaitan dengan rencana suntikan dana jumbo untuk Garuda, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir sebelumnya mengakui pemerintah tengah menyiapkan rencana itu. Ia menyebut suntikan dana nantinya akan masuk lewat Danantara dan tidak dalam bentuk Penyertaan Modal Negara atau PMN seperti yang biasa didapatkan GIAA melainkan dalam bentuk dana segar.

"PMN konotasi zaman dulu itu kan dari pemerintah nyuntik ke BUMN sendiri, kalau sekarang kan sudah berbeda. Ada untuk operasional, ada buat investasi. Jadi konteksnya sudah sangat korporasi dari Holding Operasional," kata Erick seperti dikutip Rabu (4/6). 

Menurut Erick, dana operasional dari Danantara akan digunakan untuk penambahan modal kerja serta peningkatan sektor pariwisata. Hal ini sesuai dengan arahan Presiden Prabowo Subianto untuk mendorong agar Indonesia memiliki perusahaan penerbangan yang kuat.

"Kemarin kan keputusannya, memang sebagai engine daripada pertumbuhan untuk turis ke depan, haji, dan umrah. Ya memang Bapak Presiden menginginkan kita punya domestik yang kuat dan perusahaan internasional yang carry flight yang kuat juga," ujar Erick lag. 

Menteri BUMN menjelaskan bahwa Danantara memiliki dua holding yakni investasi dan operasional. Menurut Erick, keduanya bekerja secara proporsional, termasuk dalam memberikan modal kepada perusahaan BUMN. 

Sebelumnya, Chief Operating Officer (COO) Danantara Dony Oskaria​​​​​​ mengungkapkan saat ini Holding Operasional Danantara tengah melakukan proses restrukturisasi pengelolaan BUMN melalui empat tahap, dimulai dari business fundamental review

 Dony menjelaskan bahwa Danantara melakukan reprofiling dan turnaround bisnis pada perusahaan-perusahaan BUMN. Tahap business fundamental review ini diharapkan bisa rampung pada Oktober tahun ini.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan