6 Fakta IPO Chandra Daya (CDIA) Ini Jadwal dan Harga, Anak Naga Telah Lahir?


Anak usaha PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) yakni PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA) akan menggelar penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dari aksi korporasi ini, bayi naga ini akan meraup dana segar hingga Rp 2,37 triliun.
Berdasarkan prospektusnya, emiten orang terkaya di Indonesia Prajogo Pangestu itu akan melepas 12,48 miliar saham atau 10% dari modal disetor dan ditempatkan pasca IPO. CDIA dijadwalkan akan melantai di BEI pada 8 Juli 2025 mendatang.
Kehadiran Chandra Daya di Bursa Efek Indonesia (BEI) menambah deretan gurita bisnis Prajogo yang berstatus terbuka (Tbk). Pengusaha yang juga dikenal sebagai salah satu konglomerat Tanah Air atau 'Naga' memiliku sejumlah emiten di bawah Barito Group.
Beberapa perusahaan milik Prajogo yang tercatat di bursa adalah PT Barito Pacific Tbk (BRPT), PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA), PT Petrosea Tbk (PTRO) dan PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN). Ada pula PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) yang bergerak di bidang pengembangan energi baru dan terbarukan.
CDIA merupakan entitas khusus yang fokus pada investasi infrastruktur di sektor energi, air, dan pelabuhan. Melalui anak usaha PT Krakatau Chandra Energi (KCE) yang diakuisisi dari PT Krakatau Sarana Infrastruktur anak usaha PT Krakatau Steel Tbk pada 2023, CDIA mengelola berbagai operasional energi milik Chandra Asri Group.
Selain itu, CDIA juga memperkuat bisnis lewat entitas lainnya, seperti PT Chandra Shipping International (CSI) menandatangani nota kesepahaman dengan PT Pertamina International Shipping (PIS) pada Oktober 2024 untuk memperluas jaringan transportasi laut.
Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Miftahul Khaer mengatakan IPO Chandra Daya merupakan salah satu yang berpotensi menjadi incaran investor. Hal itu lantaran berpeluang memberikan keuntungan.
Menurut Miftahul respons bagus muncul salah satunya karena sektor infrastruktur diproyeksikan menyumbang hingga 20%-25% dari pendapatan Chandra Asri pada 2030. Mifta mengatakan Chandra Daya yang 70% sahamnya dimiliki TPIA, berperan strategis dalam mengembangkan bisnis di sektor energi, air, kepelabuhanan, hingga logistik.
“Kolaborasi dengan EGCO Group dari Thailand juga memperkuat fundamental bisnisnya,” kata Mifta dalam wawancara dengan Katadata.co.id beberapa waktu lalu.
Hal senada juga disampaikan analis reknikal BRI Danareksa Sekuritas, Reyhan Pratama. Ia menilai valuasi Chandra Daya Investasi berpotensi menarik bagi investor, terutama karena bisnis infrastrukturnya mendukung pertumbuhan berkelanjutan.
Reyhan mengatakan, meskipun estimasi belum dapat dipastikan IPO Chandra Daya Investasi diperkirakan akan memberikan nilai tambah bagi Chandra Asri Group. “Serta membuka peluang investasi di sektor infrastruktur,” ucapnya.
6 Fakta IPO Anak Usaha TPIA, Chandra Daya Investasi (CDIA)
Rencana Penawaran Umum
Merujuk prospektus IPO, CDIA bakal melepas sebanyak-banyak 12,48 miliar saham bernominal Rp 100. Jumlah ini setara dengan 10% dari total saham yang ditempatkan dan disetor oleh perseroan.
Lewat IPO ini perusahaan akan melepas saham dengan harga antara Rp 170-Rp 190 per lembar saham. Dengan begitu dari aksi korporasi ini, perusahaan diperkirakan akan menghimpun dana sebesar Rp 2,37 triliun.
6 Penjamin Pelaksana Emisi Efek
Dalam IPO, CDIA menunjuk enam perusahaan sekuritas sebagai Penjamin Pelaksana Emisi Efek atau Joint Lead Underwriters. Keenam penjamin emisi tersebut adalah PT BCA Sekuritas, PT BNI Sekuritas, PT DBS Vickers Sekuritas Indonesia, PT Henan Putihrai Sekuritas, PT OCBC Sekuritas Indonesia, dan PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk.
Adapun kedua sekuritas yang dipakai CDIA dalam IPO ini sebelumnya juga pernah menjadi perusahaan penjamin efek dalam IPO entitas Barito Group yang terafiliasi dengan TPIA.
Henan Putihrai menjadi perusahaan penjamin efek yang mengantarkan PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) IPO pada Maret 2024 lalu. Saham CUAN kini sudah terbang 4.233% ke level Rp 11.875 sejak IPO. Saat IPO emiten afiliasi Prajogo Pangestu ini menetapkan harga di Rp 220 dan meraup dana segar Rp 371,8 miliar.
Sementara BNI Sekuritas merupakan perusahaan penjamin emisi efek untuk IPO PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) yang digelar Oktober 2023. Saham BREN juga meroket 546,15% sejak IPO dan kini berada di level Rp 6.300.
Rencana Penggunaan Dana IPO
Usai IPO, TPIA melalui anak usahanya akan mengalokasikan dana hasil IPO untuk mendukung pengembangan bisnis logistik dan pelabuhan. Setelah dikurangi biaya emisi saham, dana IPO sebesar sekitar Rp 871,75 miliar akan digunakan sebagai penyetoran modal kepada dua entitas anak usaha di bidang logistik, yakni PT Chandra Shipping International (CSI) dan PT Marina Indah Maritim (MIM).
Dana tersebut nantinya akan digunakan untuk pembelian kapal dan pembiayaan operasional. CSI juga akan menyalurkan sebagian dana tersebut kepada Chandra Maritime International Pte. Ltd. (CMI) guna tujuan serupa.
Selain itu, sekitar Rp 1,5 triliun akan dialokasikan untuk penyetoran modal kepada PT Chandra Samudera Port (CSP), anak usaha di sektor pelabuhan dan penyimpanan. Seluruh dana ini kemudian akan diteruskan kepada PT Chandra Cilegon Port (CCP) untuk pembangunan tangki penyimpanan, pipa saluran ethylene, serta berbagai fasilitas pendukung lainnya.
Perseroan menyatakan bahwa apabila dana hasil IPO tidak mencukupi, pembiayaan tambahan akan dipenuhi dari kas internal atau sumber pendanaan lainnya.
Kinerja Keuangan Tahun Buku 2024
Perusahaan mencatat laba bersih perseroan dan entitas anak naik sebesar US$ 30,80 juta dari US$ 1,89 juta pada 2023 menjadi US$ 32,69 juta pada 2024. Capaian ini didorong oleh peningkatan pendapatan keuangan.
Pendapatan tahun 2024 mencapai US$ 102,25 juta, terdiri dari penjualan listrik dan jasa kelistrikan US$ 80,44 juta, penjualan bahan bakar US$ 11,42 juta, sewa kapal US$ 5,62 juta, serta sewa tangki dan dermaga US$ 4,77 juta. Tahun ini, kontribusi pendapatan juga bertambah dari jasa sewa kapal.
Susunan Pemegang Saham Setelah dan Sebelum IPO
Sebelum IPO, struktur kepemilikan terdiri dari PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) sebanyak 74,89 miliar saham atau 66,67% dan Phoenix Power B.V. sebanyak 37,44 miliar saham atau 33,33%. Total modal ditempatkan dan disetor penuh saat itu sebesar 112,34 miliar saham dengan nilai nominal Rp11,23 triliun.
Setelah IPO, perseroan menerbitkan tambahan 12,48 miliar saham untuk publik (masyarakat), sehingga jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh meningkat menjadi 124,82 miliar saham dengan nilai nominal Rp12,48 triliun. Komposisi kepemilikan berubah, di mana TPIA kini menguasai 60%, Phoenix Power 30%, dan masyarakat sebesar 10%. Jumlah saham dalam portepel menyusut dari 87,65 miliar menjadi 75,17 miliar saham.
Berikut Jadwal Lengkap IPO CDIA
Penawaran awal perdana saham: 19-24 Juni 2025
Tanggal efektif IPO: 30 Juni 2025
Tanggal penjatahan: 4 Juli 2025
Tanggal distribusi saham: 7 Juli 2025
Masa penawaran umum perdana: 2-4 juli 2025
Pencatatan saham di bursa: 8 Juli 2025