Rupiah Berpotensi Melemah, Kebijakan Tarif Trump dan Data Ekonomi AS Jadi Pemicu


Analis Doo Financial Futures Lukman Leong memperkirakan pergerakan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada hari ini akan cenderung berkonsolidasi dengan potensi pelemahan. Hal ini seiring dengan penguatan dolar AS yang masih berlanjut.
"Rupiah hari ini akan berada di level Rp16.200 hingga Rp16.350 per dolar AS," kata Lukman kepada Katadata.co.id, Rabu (28/5).
Menurut Lukman, penguatan indeks dolar AS didorong oleh data penjualan barang tahan lama yang lebih tinggi dari ekspektasi. Selain itu, sentimen juga didukung oleh optimisme Presiden AS Donald Trump terhadap negosiasi tarif dengan Uni Eropa.
Mengacu pada data Bloomberg pukul 09.25 WIB, rupiah dibuka melemah di posisi Rp16.313 per dolar AS, turun 26,50 poin atau 0,16% dibandingkan penutupan sebelumnya.
Sementara itu, Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede menjelaskan pelemahan rupiah pada hari sebelumnya disebabkan oleh penguatan dolar AS terhadap mayoritas mata uang global.
"Penguatan nilai tukar dolar AS didukung oleh spekulasi bahwa pemerintah Jepang akan melakukan intervensi di pasar keuangan," ujar Josua.
Untuk hari ini, Josua memperkirakan rupiah akan diperdagangkan pada kisaran Rp16.225 hingga Rp16.350 per dolar AS.
Menurut Josua, dolar AS memang tengah menguat secara global. Hal ini dipicu oleh membaiknya keyakinan konsumen di AS pada Mei 2025 yang naik signifikan dari 85,7 menjadi 98,0.
"Kenaikan ini merupakan yang tertinggi sejak 2021, didorong oleh kesepakatan perdagangan antara AS dan Cina," kata Josua.