Kebijakan Trump Hantam Sektor Jasa AS, Rupiah Berpeluang Menguat Hari Ini


Sejumlah analis memproyeksikan rupiah akan menguat pada hari ini terhadap dolar AS. Proyeksi ini seiring data sektor jasa Amerika Serikat (AS) yang melemah untuk pertama kalinya dalam hampir satu tahun terakhir pada Mei 2025.
“Potensi penguatan rupiah terhadap dolar AS hari ini masih ke arah Rp 16.200 per dolar AS dengan potensi resisten di kisaran Rp 16.300 per dolar AS,” kata pengamat mata uang, Ariston Tjendra kepada Katadata.co.id, Kamis (5/6).
Dia menjelaskan, data sektor jasa AS Mei 2025 versi Institute for Supply Management atau ISM menunjukkan kontraksi yang pertama dalam 11 bulan. Menurutnya, hal ini menandakan dampak negatif kebijakan tarif Presiden Amerika Serikat Donald Trump sudah terasa di sektor jasa yang biasanya lebih solid dibandingkan sektor manufaktur.
Untuk itu, Ariston menilai, pelaku pasar tentunya semakin negatif dengan prospek ekonomi AS ke depan. “Ini bisa membuka ekspektasi pemangkasan suku bunga acuan AS,” ujar Ariston.
Ia menambahkan, pada pekan ini juga data tenaga kerja AS menjadi sorotan pasar. Semalam data Non Farm Payrolls (NFP) AS versi Automatic Data Processing atau ADP pada Mei 2025 menunjukkan penambahan pekerjaan yang di bawah ekspektasi pasar 37 ribu versus 111 ribu.
“Hasil ini (data NFP) juga bisa memberi tekanan ke dolar AS,” kata Ariston.
Berdasarkan data Bloomberg pagi ini pukul 09.20 WIB, rupiah dibuka menguat pada level Rp 16.276 per dolar AS. Level ini menguat 18,5 poin atau 0,11% dari penutupan sebelumnya.
Senada dengan Ariston, Analis Doo Financial Futures Lukman Leong juga memperkirakan rupiah akan menguat pada hari ini terhadap dolar AS. “Dolar AS melemah cukup besar setelah data menunjukkan sektor jasa AS yang biasanya kuat, kini menunjukkan kontraksi,” kata Lukman.
Lukman menjelaskan, tarif impor Amerika Serikat pada baja dan aluminium yang tetap diberlakukan juga ikut menekan dolar AS. Hal ini memperparah data penambahan pekerjaan sektor swasta AS yang jauh dari perkiraan.
“Rupiah diperkirakan akan berada di level Rp 16.250 per dolar AS hingga Rp 16.350 per dolar AS,” ujar Lukman.